Sex

Rajin Berhubungan Intim Bikin Jantung Lebih Sehat

Rajin Berhubungan Intim Bikin Jantung Lebih Sehat
Ilustrasi bercinta, seks, pasangan harmonis. (Shutterstock)

Berhubungan intim secara teratur bagi lelaki dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Namun, tidak begitu untuk wanita.

Penelitian yang ditemukan berhubungan intim beberapa kali dalam sepekan dapat mengurangi kadar homosistein pada lelaki, sedangkan perempuan mendapatkan keuntungan jauh lebih sedikit dari lelaki. Homosistein adalah bahan kimia berbahaya ditemukan di dalam darah, dan dapat memicu masalah jantung yang mengancam jiwa.

Pria yang teratur berhubungan intim seringkali memiliki sirkulasi darah lebih baik dan lebih sehat. Kondisi itu dapat mencegah terbentuknya homosistein.

Namun, para ilmuwan mengatakan, perempuan mendapat keuntungan lebih sedikit karena gairah seksual yang kurang bergantung pada aliran darah yang sehat, yang merupakan faktor kunci dalam menjaga kontrol homosistein.

Setiap tahun, sekitar 73 ribu orang di Inggris meninggal karena penyakit jantung koroner. Penyakit ini tetap merupakan pembunuh terbesar di negara ini. Dokter selama bertahun-tahun telah menduga seks sering dapat mengurangi risiko penyakit itu.

Satu studi sebelumnya menemukan hubungan seksual dua kali sepekan mengurangi separuh kemungkinan seseorang tersumbat arteri dibandingkan orang-orang yang terlibat kurang dari sebulan sekali.

Namun, ada sedikit bukti ilmiah menjelaskan mengapa kehidupan seks yang sehat melindungi dari penyakit.

Temuan terakhir, yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine, merupakan yang pertama menunjukkan dampak seks berhasil menurunkan tingkat homosistein.

Namun, tingkat kelebihan yang dapat disebabkan pola makan yang buruk, diperkirakan merusak pembuluh darah yang memasok jantung meningkatkan risiko pembentukan bekuan mematikan.

Sebuah tinjauan utama terhadap data ilmiah pada tahun 2015 menemukan peningkatan kadar homosistein meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 66 persen.

Dan pakar tahun lalu di Boston University menemukan. kemungkinan stroke melonjak hampir sepertiga pada mereka yang memiliki pembacaan tinggi.

Ini juga dikaitkan dengan penyakit alzheimer dan kanker.

Periset dari Pusat Medis Pertahanan Nasional di Taiwan melacak lebih dari 2.000 pria dan wanita berusia 20 sampai 59 tahun. Mereka menganalisis sampel darah untuk mengukur kadar homosistein dan menyesuaikan hasilnya dengan aktivitas seksual relawan.

Hasilnya menunjukkan jejak kimia terendah ditemukan pada lelaki yang mengaku melakukan hubungan seks setidaknya dua kali seminggu, sementara pembacaan tertinggi ditemukan pada mereka yang dibatasi kurang dari sekali dalam sebulan. Tapi pada wanita tidak ada variasi yang signifikan.

Periset meminta dokter menasihati pasien lelaki yang berisiko mengidap penyakit jantung untuk lebih sering berhubungan intim.

“Ini adalah studi pertama dari jenisnya untuk mengevaluasi korelasi antara frekuensi seksual dan tingkat homosistein,” bunyi pernyataan dalam sebuah laporan mengenai temuan mereka.

“Kehidupan seks berkualitas baik, seks dan libido yang sering semuanya berhubungan dengan kesehatan di usia paruh baya dan lanjut usia. Peningkatan frekuensi seksual bisa memiliki efek perlindungan terhadap kesehatan umum dan kualitas hidup -terutama pada lelaki- jadi dokter harus mendukung aktivitas seksual para pasiennya,” sambung pernyataan itu.

Dr Mike Knapton dari British Heart Foundation mengatakan, penelitian tersebut menghasilkan ‘hasil menarik’ namun tidak membuktikan seks secara teratur mengurangi tingkat homosistein.

“Hubungan memang ada antara seks dan risiko penyakit jantung. Memeriksa tekanan darah dan kolesterol Anda, serta tetap aktif dan tidak merokok, tetap merupakan cara terbaik untuk memastikan masa depan yang sehat,” tandasnya seperti dilansir Mirror.